Author : Kim_Yunae
Main Cast
:
- - Tiffany hwang
- - Kim Min Seok (xiumin)
- - Oh Sehun (Sehun)
- - Park Chanyeol
- - Kim Joon Myun (Suho
- - Do Kyung Soo (D.O)
Genre : AU (Alternate Universe), Romance, Action, Brothership, Friendship,
Mystery, Sad
Length :
Main Chapter
Disclaimer : Segala hal yang berada dalam Fanfiction ini, Murni adalah imajinasi saya! Don’t BASHING!! Don’t Like? Don’t Read!!
‡ The Wolf ‡
Sinar matahari mengintip dari balik tirai
kamar seorang namja berpipi bakpao, namja berpipi bakpao pun merasa terusik
karenanya. Akhirnya namja itupun bangkit dari kasurnya, mandi dan bergegas
membangunkan hyung dan namdongsaengnya, tetapi dia melihat pintu kamar yeoja
yang kemarin di ajak oleh hyung nya sudah terbuka.
‘apakah dia sudah bangun?’ batin namja
berpipi bakpao itu.
Tiba-tiba dia mencium bau masakan yang
sangat menggoda dari dapur, dia pun berjalan ke dapur dan melihat seorang yeoja
sedang memasak. Karena merasa di perhatikan, yeoja itu pun menoleh kearah pintu
dan tersenyum manis kepada namja berpipi bakpao itu. Namja berpipi bakpao itu
pun tiba-tiba salah tingkah dan segera menghampiri yeoja itu.
“morning Xiumin~sshi” kata yeoja itu sambil
memperlihatkan eyesmile yang dia miliki.
“morning too fanny” balas namja bernama
Xiumin itu.
“apa yang kau masak?” Tanya Xiumin sambil
menarik salah 1 bangku dan duduk.
“bulgogi, tetapi aku tidak tau enak apa
tidak? Bisakah kau mencicipinya?” Tanya Tiffany.
“baiklah” kata Xiumin sambil mengambil
sumpit dan mencicipi hasil masakan Tiffany.
“bagaimana rasanya?” Tanya Tiffany.
Xiumin mengunyah bulgogi buatan Tiffany
dengan muka aneh dan menaruh sumpit itu di meja.
“aneh ne?” Tanya Tiffany dengan muka
kecewa.
“aku belum berkomentar lho” kata Xiumin.
“bagaimana dengan rasanya oppa?” Tanya
Tiffany lagi.
“mwo?! Kau panggil aku apa tadi?” Tanya
Xiumin balik.
“oppa” jawab Tiffany polos.
“sejak kapan aku memperbolehkan kau
memanggil ku oppa huh?” Tanya Xiumin sambil bangkit dari tempat duduk nya dan
mendekatkan mukanya ke muka Tiffany.
Tiffany hanya bisa diam dan Xiumin semakin
mendekatkan muka nya ke muka Tiffany. Tiffany pun menutup matanya dan ……
Chu~
Xiumin mencium pipi Tiffany dan Xiumin pun
menoleh dan melihat Sehun dan Suho berdiri dengan muka shock. Xiumin sepontan
mengeluarkan senyuman yang sulit diartikan.
“ya…. hyung, Sehun cepatlah sarapan….
Kalian bisa terlambat nanti” kata Xiumin sambil duduk lagi ke bangkunya.
Tiffany pun duduk berhadapan dengan Xiumin
dan diam saja. Suho pun tanpa berkata-kata duduk di sebelah Xiumin dan Sehun
duduk di sebelah Tiffany. Tiffany pun mengambil kan nasi untuk Suho, Xiumin,
Sehun dan dirinya.
“siapa yang memasak tadi?” Tanya Seho
sambil memakan bulgogi yang ada di piring.
“yeoja…” jawab Xiumin enteng sambil makan.
Suho pun melirik Tiffany dengan tatapan
heran.
‘apakah dia yang memasaknya?’ batin Suho.
Tiffany yang sadar di perhatikan oleh Suho
pun hanya mengangguk pelan. Suho pun melanjutkan makan nya, dia merasakan
bulgogi itu mirip dengan masakan alm. Sang eomma.
“uhuk… uhuk…..”
Tiba-tiba Tiffany, Xiumin dan Suho menoleh
kearah namja yang terbatuk-batuk itu.
“Sehuna apakah kau tersedak?” Tanya Xiumin.
“uhuk…..aku pikir hyung….. uhuk…..” kata
Sehun sambil terus terbatuk-batuk.
Tiffany yang duduk di sebelah nya pun
menepuk-nepuk pelan punggung Sehun. Xiumin yang habis mengambil kan minum untuk
namdongsaengnya itu dan memberikan pada Tiffany.
“minumlah dulu” kata Tiffany sambil
menyodorkan air kepada Sehun sambil menepuk-nepuk punggung Sehun pelan.
Sehun
pun mengambil gelas dari tangan Tiffany dan meminum air itu. Setelah dia
selesai terbatuk-batuk Sehun menoleh dan ………
Chu~
Sehun mencium sekilas bibir Tiffany dan
berdiri dari kursi.
“hyung…. Aku berangkat dulu ne…. Annyeong
Hyung Annyeong Fanny” kata Sehun sambil berlari keluar dari rumah.
Tiffany hanya bisa mematung dan merasakan
pipinya memanas. Jujur dia belum pernah berciuman dengan siapapun dan Sehun
telah mengambil first kiss nya. Sepontan Suho dan Xiumin melihat kejadian itu
hanya bisa diam dan shock melihat kelakuan sang saeng. Setelah selesai makan,
Xiumin membereskan semua yang ada di meja makan dan Tiffany duduk di ruang tamu
sambil membaca Koran. Suho pun keluar dari kamar nya dengan pakaian yang cukup
rapi, Tiffany pun melihat Suho dengan teliti.
“apa yang kau lihat huh?” Tanya Suho.
Tiffany pun mendekati Suho.
“dasi mu kurang bagus bentuk nya” kata
Tiffany sambil membetulkan dasi Suho.
Sementara Tiffany membetulkan dasi Suho,
Suho pun membelai rambut Tiffany dan mendorong kepala Tiffany pelan mendekat
padanya.
Chu~
Suho pun mencium dahi Tiffany, Tiffany
hanya bisa diam dan membetulkan dasi milik Suho.
“sudah….” Kata Tiffany sambil menutupi rasa
malunya.
“kamsahamnida fanny” kata Suho.
Chu~
Suho mencium dahi Tiffany lagi sambil pergi
keluar rumah.
“Xiumin jaga Tiffany ne… aku kerja dulu,
Annyeong…..” kata Suho sambil menutup pintu rumahnya.
Tiffany yang daritadi mendapatkan kejutan
di dalam rumah itu pun segera berlari masuk kekamarnya dan mengunci nya.
-Tiffany POV-
Deg….
Deg…
Deg…
Deg….
Akh….. tidak mungkin jantung ku berdebar
seperti ini, Pipi ku memerah dan aku pun duduk di lantai sambil memeluk kaki
ku.
‘Apa benar aku baru saja mendapatkan ciuman
dari 3 namja penghuni rumah ini?’
Aku pun menyentuh pipi ku yang tadi di cium
oleh Xiumin oppa.
Aku menyentuh dahi ku yang dicium oleh Suho
oppa.
Dan aku menyentuh bibir ku yang dicium
Sehun.
“DASAR SEHUN BABO……..” teriak ku depresi.
“apakah kau baik-baik saja Tiffany?” Tanya
Xiumin oppa.
“aaahhh…… ne oppa” jawab ku.
Aku pun keluar dari kamar ku dan melihat
Xiumin didepan pintu ku dengan muka khawatir.
“jinjayo?” Tanya nya dengan muka khawatir.
“ne oppa” kata ku sambil menunjukan
eyesmile ku.
Tiba-tiba Xiumin oppa memelukku, ku rasakan
pipiku memanas dan mungkin muka ku bagaikan kepiting rebus sekarang.
“ada yang ingin kau bagikan dengan ku?”
Tanya Xiumin oppa.
“maksud oppa?” Tanya ku balik.
“ada yang kau sembunyikan selama ini bukan?
Ceritakan saja padaku”jelas Xiumin oppa.
‘kenapa dia tau aku menyembunyikan banyak
masalah? Apakah dia membaca pikiranku?’ batin ku.
“sudahlah ayo ceritakan apa yang terjadi
dari awal mula hingga kau kabur dan bertemu dengan Suho hyung” kata nya sambil
menggendong dan medudukan ku kekasur.
Dia pun menarik kursi dari meja rias itu
dan duduk di depan ku sambil megenggam tanganku.
“awalnya semua terjadi sejak kedatangan
Jessica ke rumah”
-flash back-
Eomma mengajak ku pergi ke rumah nya dulu
sebelum mengenal appa, di dalam perjalanan eomma hanya menangis eomma, aku
hanya dapat melihat eomma sambil terdiam karena aku duduk di bangku belakang.
Tiba-tiba dari arah lain ada sebuah mobil melaju kencang dan nyaris menabrak
kami. Sepontan eomma menghidari dan menabrak pohon besar yang ada di trotoar.
BRAK…………
Aku yang duduk di bangku belakang pun
selamat dari kecelakaan itu aku pun segera keluar dari mobil itu dan meminta
tolong.
“TOLONG…….” Teriak ku.
Tiba-tiba orang-orang berdatangan
menghampiri ku.
“TOLONG EOMMA FANY” teriak ku lagi.
Tiba-tiba ada beberapa ahjusshi memakai
baju polisi menghampiriku.
“eomma mu dimana?” Tanya salah 1 ahjusshi
memakai baju polisi itu.
“eomma ada di bangku supir ahjusshi” kata
ku sambil menunjuk pintu bangku supir yang kaca nya pecah.
“sepertinya parah…. Hyung telpon pusat
suruh bawa mobil Derek” perintah ahjusshi yang bertanya kepadaku.
Ahjusshi yang tadi mendekati pintu supir
dan mencoba membuka paksa hingga pintu lepas dan ku lihat eomma bersimbah
darah.
“eomma….” kata ku sambil mendekat.
“jangan mendekat” cegah salah 1 ahjusshi berpakaian
polisi itu.
Dari kejauhan terdengar suara ambulance
datang. Ahjusshi itu berhasil mengeluarkan eomma dan menggotongnya ke dalam
ambulance, aku pun mengikutinya masuk kedalam ambulance. Aku hanya bisa
menangis, tiba-tiba tangan ahjusshi itu megenggam tangan kecilku.
“percayalah eomma mu akan selamat” katanya.
Aku hanya menggangguk dan membelai wajah
cantik eomma yang bersimbah darah.
“eomma jangan tinggalkan fany sendiri” kata
ku pelan.
Sesampai nya di rumah sakit, eomma langsung
di bawa ke ICU dan aku tidak diperbolehkan masuk. Akhirnya aku pun hanya bisa
menunggu sendirian, kulihat appa berlari dengan muka khawatir dan langsung
memelukku. Aku pun melihat Jessica ahjumma sambil menggendong bayi berusia 12
bulan, tanpa sepatah katapun aku melepaskan pelukan appa dan pergi ke kamar
mandi. Appa masih mengikuti dan menarik tanganku, appa pun berlutut didepan ku.
“ada apa Tiffany jujur kepada appa? Kenapa
bisa terjadi seperti ini” Tanya appa.
Kulihat Jessica ahjumma dari jauh kulihat
dia sedang tersenyum licik sambil melihat kamar tempat eomma di rawat. Aku pun
tidak menjawab pertanyaan appa dan berusaha melepaskan tangan appa yang
menggenggam tanganku.
-flash back end-
“semenjak itu aku membenci Jessica ahjumma
dan juga appa, selama aku tinggal disana aku hanya merasakan tinggal sendirian”
kata ku sambil meneteskan airmata.
Xiumin oppa pun menghapus air mataku dengan
jarinya, dan memelukku.
“aku dengar juga kau memilik saeng bernama
Seohyun, apakah itu benar?” Tanya nya.
“ne dia anak Jessica ahjumma dengan appa”
kata ku sambil menahan tangis ku.
“keluarkan saja tangis mu itu jangan di
tahan” kata Xiumin oppa sambil membelai rambutku.
“hiks….. hiks….” Akhirnya tangis ku pun
pecah di pelukan Xiumin oppa.
“uljimayo fany” kata Xiumin oppa sambil
terus membelai rambutku.
“hiks…. Dan kenapa ada orang yang hiks…..
mirip dengan Jessica ahjumma hiks…… di dunia ini hiks…..” kata ku di
tengah-tengah tangisku.
“nuguseo?” Tanya Xiumin.
“yeoja yang ada di foto di meja rias” kata
ku.
“itu sebenarnya adalah foto saeng kandung
ku” kata Xiumin oppa sambil melepaskan pelukannya
.
“dia meninggal 5 tahun lalu” katanya.
“mi…mianhae… oppa” kata ku.
“gwenchannayo… wajar karena kau tidak tau”
kata Xiumin oppa sambil mengacak-acak rambutku.
“aish oppa……“ gerutu ku sambil membenahi
rambutku.
“kau ingin jalan-jalan? Mumpung hari ini
sangat cerah” ajak Xiumin oppa.
“baiklah oppa, tetapi sebelum nya aku cuci
muka dulu ne” kata ku.
“ne aku tunggu di ruang tamu ne” katanya
sambil keluar dari kamarku.
Aku pun segera kekamar mandi dan mencuci
muka ku, aku pun melihat isi lemari itu ternyata ada baju yang muat aku
gunakan. Aku pun mengganti baju dan tidak lupa memasukan pistol ke dalam saku
celana ku. Aku pun segera keluar dan menghampiri Xiumin oppa yang telah menunggu
ku.
-Tiffany POV End-
-Xiumin POV-
‘lama sekali yeoja itu’ batin ku.
Aku pun mengambil pistol di laci dan
memasukannya kedalam saku, untuk jaga-jaga jika ada yang menyerang ku atau
Tiffany. Aku pun duduk sambil membaca Koran dan sepontan melihat sebuah berita
yang menjadi hot news.
‘SEBANYAK 6 NAMJA DI TEMUKAN TEWAS DI JLN.
XXXXXX’
Aku pun membaca berita itu dengan seksama.
‘apakah ini hasil kelakuan Suho hyung dan
Tiffany?’ batin ku.
Kulihat Tiffany sudah siap dan
menghampiriku.
“kajja oppa” katanya.
“ne kajja” kata ku sambil menaruh Koran itu
dan meganggeng tangan Tiffany keluar rumah.
Aku pun mengajak Tiffany ke salah 1 pusat
game center, kulihat dia sangat senang. Aku pun mengajaknya bermain banyak
permainan hingga tidak terasa hampir 4 jam kami berada disana.
“aniyo oppa… aku sangat senang malah”
katanya dengan semangat dan menunjukan eyesmile yang dia miliki.
Tiba-tiba beberapa namja berbadan kekar
dengan memakai topeng hitam masuk sambil menodongkan pistol, salah satu nya
menembakan pistol nya ke udara.
DOR……..
KYA……..
Semua orang menjadi histeris dan kebetulan
di game center itu sedang banyak pengunjung. Aku pun menarik Tiffany merunduk
biar sama dengan yang lainnya.
‘Tiffany… kau membawa pistol?’ kata ku lirih.
‘ne oppa aku bawa…’ jawab Tiffany berbisik.
“DIAM…. ATAU KU TEMBAK KAU…….” Bentak salah
1 namja berbadan kekar itu.
2 namja berjalan kearah tempat berjualan
koin dan meminta uang yang di dimiliki di kasir di bawa masukan semua di dalam
koper. Aku pun mencari celah dimana aku bisa menyelamatkan diri dan juga
Tiffany tanpa harus melukai siapapun. Tiba-tiba salah 1 namja berbadan kekar
menarik Tiffany dan di paksa berdiri.
“lepaskan dia…..” kata ku.
Namja itu pun mengarahkan pistol nya kearah
ku.
“DIAM…..” bentaknya.
“KEMBALI KE POSISIMU…” bentaknya lagi.
Aku pun melihat Tiffany dan memberi kode
untuk menunduk. Tiffany pun membalas dengan anggukan dan menundukan kepala nya,
namja berbadan kekar itu pun heran melihat Tiffany. Kesempatan itu tidak aku
sia-siakan, aku segera berdiri dan menedang muka namja itu hingga Tiffany pun dilepaskan.
“kajja Tiffany……” kata ku sambil menarik
tangan Tiffany.
Aku dan Tiffany pun berlari sekuatnya.
“BERHENTI….” Kata namja yang lain.
Mereka pun menembaki kami.
DOR…..
DOR…..
DOR……
Aku pun berlari di belakang Tiffany, salah
1 tembakan itu mengenggores kaki ku.
“akh……. “ erang ku.
“oppa tidak apa-apa?” Tanya Tiffany sambil
menarik ku sembunyi.
“gwenchannayo Tiffany” jawabku sambil
menahan sakit.
Tiffany pun melepaskan jaket nya dan
menyobek jaket itu dengan paksa, kain jaket itu pun di di lilitkan ke kaki ku. Aku
pun mengeluarkan pistol dan memasang peredam suara, dengan sangat perlahan aku
berdiri.
‘oppa….’ Panggil pelan Tiffany.
Aku hanya mengangguk dan mengitip dari
balik tembok, ku lihat namja-namja itu sedang kebingungan mencari kami. Aku pun
mengarahkan pistol ku ke salah satu namja itu dan menembaknya. Namja yang aku
tembak tadi pun tersungkur di tanah, sedang kan para sekongkolannya Nampak
heran. Aku pun menebaki mereka 3 sekaligus dan semuanya tersungkur ditanah.
“ayo Tiffany keluar…..” kata ku sambil
menarik tangan Tiffany.
“ne oppa….. “ Tiffany mengikutiku sambil
menatapku takjub.
Aku pun hanya bisa berjalan cepat sambil
menarik Tiffany, tiba-tiba Tiffany menarik ku lagi sembunyi di balik tembok.
Ternyata salah 1 dari sengkongkolan itu mencari teman-temannya, tanpa basa-basi
Tiffany mengeluarkan pistolnya dan menembak namja itu. 1.. 2… 3… 4… kurang 1
lagi dan aku yakin dia sedang ada di kasir.
“Tiffany lewatlah jalan belakang…. Terus
masuk dari depan, aku akan menunggumu di kasir” perintahku.
“tetapi oppa…” kata Tiffany
“tidak ada penolakan” selaku.
Tiffany hanya bisa mengangguk sambil
berlari mencari pintu keluar, aku pun meneruskan jalan ku kea rah kasir dan
BINGO….. dugaan ku benar.
“hei…… namja tolol….” Panggil ku.
Tiba-tiba namja itu menoleh sambil
mengarahkan pistol ke padaku, aku pun menodongkan pistol ku tanpa rasa takut.
“TARUH SENJATAMU…..” bentak namja itu.
“ATAU KAU AKAN……..” katanya
“atau apa huh ?! semua sengkokolan mu telah
mati bodoh” kata ku sambil menunjukan smrik yang ku miliki.
Namja itu pun mulai marah dan siap-siap
akan menembakku.
“kau tembak dia atau kepala mu akan pecah”
ancam yeoja di belakang namja itu sambil menodongkan pistol kearah namja itu.
Namja itu pun segera menurunkan pistolnya,
dan Tiffany pun mengambil koper berisikan uang itu. Ia pun menghampiri ku.
“lebih baik kita kembalikan uang ini” kata
Tiffany.
Aku hanya mengangguk dan melihat namja itu
mulai mengambil pistolnya lagi dan berusaha menembak Tiffany. Reflek ku dorong
Tiffany hingga terjatuh dan….
-to be continue-